Tutorial

Kondisi Kim Jong-Un Simpang Siur, Pamannya Jadi Sorotan Dunia

Kondisi kesehatan pemimpin (Korut) Kim Jong-Un masih simpang siur

Beberapa pihak menilai Kim Pyong-Il tetap tidak memiliki kesempatan untuk menggantikan Kim Jong-Un.

Kim Jong-Un - Pimpinan Korea Utara

Pyongyang  ~ Kondisi kesehatan pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-Un masih simpang siur sehingga memicu spekulasi soal penggantinya jika hal buruk terjadi. Kim Pyong-Il, paman dari Kim Jong-Un, yang selama empat dekade menjadi diplomat di Eropa menjadi sorotan.

Seperti dilansir Bloomberg dan The Star, Rabu (29/4/2020), Kim Pyong-Il yang kini berusia 65 tahun, merupakan satu-satunya anak mendiang Kim Il-Sung, pendiri Korut dan kakek Kim Jong-Un, yang masih hidup. Dia merupakan adik tiri dari mending Kim Jong-Il, ayah Kim Jong-Un, yang memimpin Korut tahun 1994-2011.

Diketahui bahwa Kim Pyong-Il bertikai dengan Kim Jong-Il tahun 1970-an, yang berakhir dengan 'pengasingan' Kim Pyong-Il ke luar negeri. Selama empat dekade, Kim Pyong-Il menempati berbagai pos diplomatik di Hungaria, Bulgaria, Finlandia, Polandia dan Republik Ceko, sebelum akhirnya pulang ke Korut tahun lalu.

Meskipun 'diasingkan' dan tidak memiliki cukup pengaruh di Korut, Kim Pyong-Il dinilai oleh beberapa pengamat Korut bisa berakhir mengambil alih kekuasaan dari keponakannya, Kim Jong-Un (36), yang dirumorkan sakit parah usai menjalani operasi. Hal itu disebabkan oleh darah dinasti Kim yang mengalir di dalam tubuhnya dan karena dia laki-laki.

Kim Yo-Jong, adik perempuan Kim Jong-Un, yang selalu setia mendampingi kakaknya dan terpantau ikut terlibat dalam pembuatan kebijakan di Korut beberapa tahun terakhir disebut-sebut berpotensi menjadi pemimpin Korut yang baru jika sesuatu yang buruk terjadi.

Namun para pemimpin pria konservatif di Pyongyang dinilai tidak akan memberikan kekuasaan kepada Kim Yo-Jong, hanya karena dia seorang perempuan dan usianya yang masih relatif muda, sekitar 30 tahun.

"Persoalannya adalah Korea Utara yang dipimpin Kim Yo-Jong kecil kemungkinan akan berkelanjutan," sebut mantan Wakil Duta Besar Korut untuk Inggris, Thae Yong Ho, yang membelot ke Korea Selatan (Korsel) tahun 2016.

Thae menilai bahwa kepemimpinan kolektif dengan Kim Yo-Jong sebagai pemimpin utama akan memicu kekacauan. "Untuk menghindari hal ini, beberapa pihak dalam kepemimpinan akan berupaya membawa kembali Kim Pyong-Il, yang kini menjadi tahanan rumah, ke pusat kekuasaan," cetusnya.

Kendati demikian, beberapa pihak menilai Kim Pyong-Il tetap tidak memiliki kesempatan untuk menggantikan Kim Jong-Un. Anggota Komisi Intelijen pada parlemen Korsel, Kim Byeong-Ki, menyebut bahwa tidak ada indikasi dia mampu menggantikan Kim Jong-Un jika terjadi hal buruk.

"Saya menertawakan teori-teori ini," ucap Kim Byeong-Ki via media sosial.

Hal senada disampaikan mantan analis Korut untuk pemerintah Amerika Serikat (AS), Rachel Minyoung Lee, yang menilai Kim Pyong-Il tidak memiliki basis dukungan di dalam Korut. Meskipun Lee mengakui bahwa Kim Pyong-Il dipandang sebagai penantang bagi pihak-pihak yang memandang Kim Yo-Jong sebelah mata karena usia dan jenis kelaminnya.

"Kecil kemungkinan bahwa dia memiliki koneksi atau basis dukungan yang dibutuhkan untuk menjadi pemimpin Korea Utara selanjutnya. Kim Yo-Jong memiliki status spesial dalam rezim, dan saya pikir dalam situasi ini, koneksinya dengan keluarga Kim mengalahkan jenis kelaminnya," tandasnya.


Share on Google Plus

About maxbet268