Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur ada 3.280 orang
3.280 penderita DBD di Jatim, tersebar di 38 kab/kota Jatim
Foto : Kadinkes Jatim Herlin Ferliana
Surabaya ~ Jumlah penderita demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Timur ada 3.280 orang. Kadinkes Jatim Herlin Ferliana mengatakan jumlah penderita tersebut tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jawa Timur.
"Jadi ada 3.280 penderita DBD di Jatim, tersebar di 38 kab/kota Jatim," kata Herlin di Surabaya, Kamis (9/4/2020).
Herlin membeberkan wilayah dengan jumlah penderita terbanyak ada di Kabupaten Malang dengan 587 orang. Selanjutnya Kabupaten Jember sebanyak 300 orang.
"Disusul Trenggalek ada 242 orang. Lalu di Pacitan 208 orang, Kediri 138, Trenggalek 135," jelasnya.
Herlin menjelaskan pihaknya melakukan berbagai upaya guna menekan wabah DBD ini. Di antaranya penggiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus dengan melaksanakan kegiatan gerakan satu rumah, satu jumantik di semua wilayah di setiap kab/kota.
"Lalu penatalaksanaan kasus DBD di fasilitas layanan kesehatan, kita juga terus memantau kasus dbd di kab/kota. Tak lupa kita menyiapkan petugas, sarana, dan logistik terkait dbd di kab/kota," terangnya.
"Selain kita terus waspada dengan COVID-19, kita juga harus waspada dengan DBD," imbuhnya.
Herlin juga mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin seminggu sekali.
"Dengan 3M, menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, dan membuang barang bekas/bekakas tidak perlu," pungkasnya.
"Jadi ada 3.280 penderita DBD di Jatim, tersebar di 38 kab/kota Jatim," kata Herlin di Surabaya, Kamis (9/4/2020).
Herlin membeberkan wilayah dengan jumlah penderita terbanyak ada di Kabupaten Malang dengan 587 orang. Selanjutnya Kabupaten Jember sebanyak 300 orang.
"Disusul Trenggalek ada 242 orang. Lalu di Pacitan 208 orang, Kediri 138, Trenggalek 135," jelasnya.
Herlin menjelaskan pihaknya melakukan berbagai upaya guna menekan wabah DBD ini. Di antaranya penggiatan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui 3M plus dengan melaksanakan kegiatan gerakan satu rumah, satu jumantik di semua wilayah di setiap kab/kota.
"Lalu penatalaksanaan kasus DBD di fasilitas layanan kesehatan, kita juga terus memantau kasus dbd di kab/kota. Tak lupa kita menyiapkan petugas, sarana, dan logistik terkait dbd di kab/kota," terangnya.
"Selain kita terus waspada dengan COVID-19, kita juga harus waspada dengan DBD," imbuhnya.
Herlin juga mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk secara rutin seminggu sekali.
"Dengan 3M, menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, dan membuang barang bekas/bekakas tidak perlu," pungkasnya.
